Wednesday, 27 July 2016

Masa kecil adalah masa yang dihabiskan untuk bermain, berlarian, dan tertawa bersama anak kecil lainnya. Tidak dengan saya, saya memang memiliki pribadi yang tertutup ketika kecil. Ketika saya masih SD ada sebuah perpustakaan kecil di sebelah sekolah saya, memang tidak besar namun perpustakaan itulah tempat favorit saya dulu. Di depan perpustakaan terdapat sebuah pohon besar yang sangat rindang di pangkalnya sengaja diberi semen membentuk tempat duduk melingkari pohon tersebut. Ketika duduk disana kita dapat menikmati hawa sejuk sembari mendengar suara burung-burung berkicau yang hinggap di pohon. Ketika memasuki ruangan perpustakaan, hawa sejuk pendingin ruangan langsung menampar muka saya terlebih lagi keberadaan koleksi buku yang beraneka ragam jenisnya mulai dari komik anak-anak hingga filosofi dewasa. Disitulah saya menghabiskan sebagian masa kecil saya sepulang sekolah.
 
Sekarang saya adalah pelajar SMA, terakhir kali saya dengar, perpustakaan itu sudah tutup, seorang teman memberi tahu saya pemilik perpustakaan itu telah berpulang kembali kesisi-Nya, innalillahi wa innailaihi rajiun. Awalnya saya tidak percaya, saya pergi kembali ke perpustakaan itu dan benar saja perpustakaan tersebut telah ditutup, saya mengintip dari balik tirai yang terbuka. Buku-buku yang pernah saya baca telah berdebu dan terabaikan.

Saya lahir dalam dunia pendidikan, nenek saya mantan kepala sekolah, ibu saya seorang guru,dan tante saya adalah seorang penulis buku pelajaran, saya juga pernah membantu dirinya membuat sebuah buku pemograman yang dikhususkan untuk anak berjudul "Belajar Pemrograman Untuk Anak", tidak heran saya gemar membaca. Guru saya mengetahui hal tersebut, beliau mengetahui kesukaan saya terhadap literasi, hingga ketika pelajaran berlangsung beliau mengajak saya mengikuti sebuah lomba blog HANJABA. Saya mengenal blog sejak kecil, blog pertama saya berbasis wordpress dan kemudian saya mengenal multiply dari guru TIK semasa SD hingga kemudian akhirnya saya mengenal blogger. Saya menerima tawaran tersebut, saya membaca informasi tentang lomba tersebut dan akhirnya saya mengetahui apa yang disebut iJakarta.

tampilan laman iJakarta


"Membaca semakin mudah" kata pertama yang menarik perhatian saya ketika membuka laman situs iJakarta (https://ijakarta.id/). Membaca semakin mudah? bukankah semua e-book memang seperti itu? memudahkan kita membaca dimanapun dan kapanpun hanya dengan menggunakan perangkat digital kita dapat membaca buku elektronik yang kita punya.

Satu hal yang saya lupakan. iJakarta, Perpustakaan Digital Jakarta
Perpustakaan digital? Hal yang baru saya dengar di telinga saya
. Pribadi saya adalah orang yang tertarik dengan dunia digital, saya juga menyukai bacaan, gabungkan kedua hal tersebut. Anda pasti sedang menguji kesabaran saya. Tidak butuh waktu lama bagi saya untuk mengunduh aplikasi iJakarta ke smartphone saya, untungnya iJakarta dapat diunduh di Android, iOS, dan Windows.

   
tampilan aplikasi iJakarta

Digital. Saya sendiri tertegun, jika ada seseorang yang melemparkan buah kepada saya dan berteriak "itu apel!" maka saya tidak akan kaget jika ternyata saya mendapatkan memar oleh apel yang terjun bebas, namun bayangkan jika ternyata yang orang itu lempar adalah apel dengan ukuran 10 kali lipat ukuran aslinya. Begitulah perasaan saya.

Semalaman saya mengulik aplikasi iJakarta ini ditemani seorang teman dari jarak jauh melalui kecanggihan zaman kami berbincang sembari diri saya melihat koleksi buku yang ada seperti berjalan dalam sebuah perpustakaan yang tak berujung, banyak sekali jenis buku yang ada dalam aplikasi ini yang saya yakin teman saya yang berada diujung kecanggihan zaman ini akan suka dengan berbagai  buku pelajaran, dan juga fotografi. namun mata ini tidak sanggup terjaga lebih lama lagi sehingga saya tertidur dengan sebuah perangkat elektronik yang masih menyala hijau.

Seluruh buku digital dalam iJakarta adalah gratis, ya. GRATIS. Tidak berbayar, tetapi menggunakan sistim antri pinjam. Pernahkah pergi ke sebuah perpustakaan, dan ingin meminjam sebuah buku tetapi buku tersebut telah dipinjam orang lain? Saya pernah. Buku tersebut jumlahnya hanya satu dan telah dipinjam orang lain selama satu bulan mau tidak mau saya harus menunggu selama satu bulan penuh untuk meminjam buku tersebut, anda tahu apa yang terjadi setelah satu bulan itu? Bukunya tidak pernah kembali hingga saya sendiri lupa buku seperti apa itu. Sepertinya ada seorang klepto dalam perpustakaan tersebut. Perlu kalian ketahui iJakarta menggunakan sistim seperti itu, bersukurlah iJakarta adalah aplikasi digital yang keseluruhan sistimnya diatur oleh sebuah program sehingga tidak mungkin ada seorang klepto yang tidak akan mengembalikan buku yang dipinjam karena ketika batas waktu pinjam telah habis kita tidak bisa membaca buku tersebut dan harus mengantri kembali untuk membaca buku yang sama, beruntung jika buku tersebut bukanlah buku yang sangat populer hingga harus mengantri sebanyak ratusan orang dan bersabarlah jika ternyata buku tersebut dinikmati banyak porang sehingga banyak yang mengantri untuk meminjam buku tersebut.

iJakarta benar-benar membawa artian Perpustakaan Digital lebih dalam. Saya ingat ketika SMP saya dianjurkan mendonasikan buku bekas yang sudah tidak terpakai untuk perpustakaan sekolah, bebas memang jenis buku yang boleh kita sumbangkan. Sama seperti anak-anak kebanyakan, yang saya sumbangkan adalah buku komik ataupun buku anak kecil, itupun bukunya adalah buku bekas dan masih untung jika ada yang menyumbangkan buku yang dapat dibaca dengan normal tanpa harus khawatir jika suatu saat buku itu akan robek seperti kertas tisu ataupun halamannya yang berpergian karena sudah merasa tidak bisa bersatu kembali. Bayangkan jika kejadian yang sama terjadi tetapi di zaman yang lebih modern ini, jika kita diharuskan menyumbangkan e-book, apakah bisa menyumbangkan e-book bekas yang halamannya berpergian dan mudah robek? iJakarta mempunyai fitur donasi untuk kita menyumbangkan buku dengan begitu banyak pengguna yang dapat menikmati buku yang kalian sumbangkan. benar-benar seperti sebuah perpustakaan.

Secara personal saya sangat menganjurkan untuk mengunduh aplikasi ini, iJakarta juga sangat cocok untuk pelajar seperti saya yang memang uang jajannya terbatas dan telah habis duluan untuk keperluan yang tidak terlalu penting dibandingkan membeli buku. Terlebih lagi terdapat buku BSE siswa dan guru yang dapat kita pelajari dan tentunya juga masih banyak pelajaran lain yang dapat berguna untuk pelajaran kalian disekolah. Untuk pelepas bosan para remaja kalian juga bisa membaca buku fiksi remaja yang sedang heboh di kalangan remaja saat ini dengan gratis tentunya.


"Jadilah Pribadi yang Kreatif dan Inovatif". Sebuah slogan iJakarta yang sangat saya sukai. Dengan membaca kita dapat menjadi pribadi yang kreatif, dengan membaca kita dapat menjadi pribadi yang inovatif, pada dasarnya kita dapat menjadi apapun dengan membaca. Ingin menjadi penulis? Bacalah buku tentang menulis. Ingin menjadi seniman? Bacalah buku tentang seni. Dan begitulah seterusnya.


Jika kalian tertarik langsung saja kunjungi situs iJakarta (https://ijakarta.id/).  Karena dengan membaca, kita bisa!